Senin, 20 November 2017

Ukiran Lara dalam keterbatasan



Kadang tawaku adalah lara yang tersembunyi

Kegelisahanku adalah senyum manis

Kerinduanku adalah keterbatasanku mengagumimu

Mata itu membuatku luluh dan tak berkata

Setiap pesanku adalah bentuk ketidak percayaanku terhadap jiwa

Aku merengkuh kesedihan sebagai bentuk hukum kesalahan



Dan cukup bagiku menjadi diam untuk mengagumimu

Dan cukup bagiku menjadi terbatas untuk memperhatikanmu



Pengukir kehidupan yang maha Tunggal,

Akulah jiwa yang menahan lara atas salah

Akulah hati yang terluka oleh perisai cinta

Akulah doa yang selamanya mengukir namanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar