Kadang
tawaku adalah lara yang tersembunyi
Kegelisahanku
adalah senyum manis
Kerinduanku
adalah keterbatasanku mengagumimu
Mata itu
membuatku luluh dan tak berkata
Setiap
pesanku adalah bentuk ketidak percayaanku terhadap jiwa
Aku
merengkuh kesedihan sebagai bentuk hukum kesalahan
Dan cukup
bagiku menjadi diam untuk mengagumimu
Dan cukup
bagiku menjadi terbatas untuk memperhatikanmu
Pengukir
kehidupan yang maha Tunggal,
Akulah jiwa
yang menahan lara atas salah
Akulah hati
yang terluka oleh perisai cinta
Akulah doa
yang selamanya mengukir namanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar