Senin, 20 November 2017

Sandaran Penguasa Hati



Kadang dibalik tawa ada sebuah pemikiran
Dibalik tangis adalah sebuah bahagia yang tak terungkap
Bahkan untuk berkata adalah kesulitan bagi yang mencinta
Dan kuputuskan tetap berdiam dan memainkan jemari dengan kata2 ini

Ratapan kosong menjadi pengiring kehadiranmu
Memahami bahwa kau bukan hanya sekedar nyata
Kau penguasa sekaligus memiliki hati yang ada

Jika bertahan adalah cara terbaik dalam mencinta
Bisakah aku bertahan dengan cinta yang ada?
Mungkin rasa bisa binasa, dan ingatan bisa memudar
Tapi cinta tetap membekas dan menjadi sebuah cerita yang pernah ada


Menyadari siang terasa seolah malam
Dan seolah warna pelangi menjadi sendu tak menentu
Apakah aku patah hati? Ataukah rasa dalam hati yang menjadi tak bernyali?

Jiwaku berdiri diantara ratusan kata dan sesosok kehadiranmu
Tapi hatiku sendu dalam perhatianmu
Tuhan menguasai hidupku.. dan kau memiliki hatiku
Bisakah sang Penguasa hidup melepaskanmu dariku?

Ukiran Lara dalam keterbatasan



Kadang tawaku adalah lara yang tersembunyi

Kegelisahanku adalah senyum manis

Kerinduanku adalah keterbatasanku mengagumimu

Mata itu membuatku luluh dan tak berkata

Setiap pesanku adalah bentuk ketidak percayaanku terhadap jiwa

Aku merengkuh kesedihan sebagai bentuk hukum kesalahan



Dan cukup bagiku menjadi diam untuk mengagumimu

Dan cukup bagiku menjadi terbatas untuk memperhatikanmu



Pengukir kehidupan yang maha Tunggal,

Akulah jiwa yang menahan lara atas salah

Akulah hati yang terluka oleh perisai cinta

Akulah doa yang selamanya mengukir namanya

Radikal Penyentuh Rasa



Aku menatap pada arah kosong yang tak bertuan
Aku merengkuh keabadian diri dalam cinta
Aku yang meratap dalam bait kesakitan
Pilu..sendu..tetap saja tak bertuan

Sosokmu yang menjadi Doa dalam ucapan
Kau yang tak ku kenal dengan pemahaman
Radikal yang menyentuh dan penuh kekuasaan
Kaulah yang bertahta dan tetap Berkuasa
Sekali lagi..radikal itu menyamaimu
Dingin,hampa dan tetap saja aku tak bertuan